Seorang mahasiswa akan sangat menantikan masa dimana ia akan menjadi alumni pada kampusnya. salah satu persyaratan agar bisa menyelesaikan pendidikan pada tingkat D3 kebidanan adalah penyusunan KTI (karya tulis ilmiah). Mungkin ada diantara teman-teman mahasiswa yang masih bingung mengenai bentuk dan isi dari KTI (karya Tulis ilmiah) itu sendiri. maka dengan itu saya ingin memberikan sedikit gambaran mengenai bentuk KTI bagi mahasiswa kebidanan..... Semoga dapat membantu,.....
Catatan: Dimohon agar tidak meng-copy Paste Isi blog ini!!!!!!!!!!!!!!!
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena
atas limpahan Rahmat dan hidaya-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat penting dalam menyelesaikan
pendidikan Program D.III Kebidanan STIKes Marendeng Majene dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny “A” dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa pada tanggal
28-30 November 2012.
Selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini penulis banyak menghadapi kendala dan hambatan karena adanya keterbatasan
kemampuan oleh penulis, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
maka kendala tersebut dapat dilewati sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
Oleh karena itu melalui kesempatan
ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada :
1.
Bapak H. Muh. Zikir Sewai, selaku Ketua Yayasan Hikmat
Pusat Makassar.
2.
Bapak dr. H. Muchlis Jahja., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Stikes Bina Bangsa Majene.
3.
Ibu
Sundari SST, MPH selaku ketua Program Pendidikan D.III Kebidanan STIKes Bina
Bangsa Majene, dan selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan kritikan
selama penulis melakukan pengkajian.
4.
Ibu
Harpenas Yaqin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Ketua Bidang Akademik STIKes Bina
Bangsa Majene.
5.
Kepada
dosen dan staf STIKes Bina Bangsa Majene yang telah banyak membantu dan
memberikan bimbingan selama mengikuti pendidikan/ perkuliahan.
6.
Kepada
seluruh Staf Puskesmas Mamasa yang telah memberikan bantuannya selama penulis
melakukan pengkajian.
7.
Kepada
Klien Ny “A” dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam memberikan bantuan
kepada penulis dalm pengambilan data selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
8.
Sangat
teristimewa kepada Ibunda tercinta dan Ayah handa serta keluarga dan saudaraku
Kanda Mison Cahya Satri yang selama ini banyak
memberikan dukungan, semangat,
dan do’a selama penulis mengikuti pendidikan sampai pada penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9.
Kepada Rekan-rekan
Mahasiswi Program D.III Kebidanan STIKes Bina Bangsa Majene khususnya angkatan 2010, serta semua
pihak yang tidak sempat
disebutkan namanya satu-persatu atas segala dukungan dan bantuannya selama dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga
ketulusan do’a dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat
imbalan yang sesuai dari Allah SWT, Amin.
Majene, Juli 2013
ANDI ELVITA RAHAYU
DAFTAR
ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN
PERSETUJUAN
HALAMAN
PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
KTI..
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Ruang
Lingkup Pembahasan
C.
Tujuan
Penulisan
D.
Manfaat
Penulisan
E.
Metode Penulisan
F.
Sistematika
Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan
Tentang Post partum
1. Pengertian Post Partum
2. Perubahan-Perubahan
yang Terjadi pada Post Partum
Penanganan pada perubahan post partum
B.
Tinjauan
Tentang Anemia
1. Pengertian
Anemia
2. Klasifikasi Anemia
3. Etiologi
4. Tanda dan Gejala Anemia
5. Patofisiologi
6. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan
dan Nifas
7. Pencegahan Anemia
8. Penanganan Anemia
C.
Konsep
Dasar Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Proses Manajemen Kebidanan
2. Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan
E.
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan
BAB III. TINJAUAN KASUS
BAB IV.PEMBAHASAN
BAB V.PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka
kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan
kesehatan di suatu Negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab
diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara langsung,tidak langsung
berhubungan dengan anemia. (Anonim,2009)
Menurut
WHO (World Health Organization 2008),
20% dari 515.000 kematian maternal diseluruh dunia disebabkan oleh anemia, dan
penderita lebih banyak wanita daripada pria. Menurut laporan pembangunan pada
tahun 2007 tercatat angka kematian ibu di beberapa Negara Asean (Assosiation
South East Asia Nations) seperti di Vietnam 18 per 100.000 kelahiran hidup, di
Malaysia 55 per 100.000 kelahiran hidup, di Filipina 26 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Singapore 3 per 100.000 kelahiran hidup. Di Negara Asean pada tahun
2007, angka kejadian anemia bervariasi, di Indonesia berkisar 70%, di Filipina berkisar 55%,
Thailand 45%, Malaysia 30%, dan Singapore 7% yang menderita anemia. Bila di
perkirakan pada tahun 2009-
2012 prevalensi Anemia sebanyak
2.220 orang dengan klasifikasi sebagai berikut : Anemia ringan 1.755
orang (79,1%), anemia sedang 367 orang
(16,5%) anemia berat 98 orang (4,4%). (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Barat 2012).
Data yang diperoleh dari Medical record Puskesmas Mamasa, yaitu tahun 2011 ibu nifas ada 277 orang, yang anemia sedang (2,16%), tahun 2012 ibu nifas ada 295 orang yang anemia sedang (3,38%), tahun 2013, bulan Januari sampai 15 Juli, ibu nifas ada 129 orang, yang mengalami anemia sedang ada (6,20%).
Berdasarkan
data diatas terlihat bahwa anemia pada ibu merupakan maslah penting yang erat
hubungannya dengan mortalitas maternal dan perinatal maka dianggap penting
untuk dilakukannya suatu penelitian mengenai gambaran tentang tentang kejadian
anemia pada ibu nifas.Hal ini sangat memprihatinkan karena anemia mempunyai
dampak yang buruk baik pada ibu maupun bayi, oleh karena itu salah satu untuk
mencegah/ mengurangi kejadian anemia perlu dilakukan asuhan yang efektif dan
pemberian Health Education pada ibu
nifas sehingga penulis terdorong untuk mengkaji permasalahan dan menempuh lewat
karya tulis sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab penulis dalam memberikan
kontribusi penulisan pada berbagai pihak komponen dengan masalah tersebut guna
mencari solusi dengan harapan dapat menerapkan Asuhan kebidanan pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, kota Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini mencakup
pelayanan Asuhan Kebidanan Pada Ny “A” dengan
anemia sedang di Puskesmas Mamasa tanggal 28 s.d 30 November 2012.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah pada penelitian ini adalah merujuk pada permasalahan di atas yakni: “Bagaimana penerapan Asuhan
Kebidanan Pada Ny “A” dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa
tanggal 28 s.d 30 November 2012.
D. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 27 s.d 30 November
2012.
2. Tujuan Khusus
a.
Melaksanakan
pengkajian data pada Ny “A“
dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
b.
Menganalisa dan
menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa/masalah aktual pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
c.
Melaksanakan dalam
mengantisipasi timbulnya diagnosa/
masalah
potensial pada Ny
“A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
d.
Mengevaluasi perlunya tindakan segera/kalaborasi dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
e.
Menyusun rencana
tindakan asuhan kebidanan pada Ny
“A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
f. Mendokumentasikan asuhan
kebidanan pada Ny
“A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012.
E.
Manfaat
Penulisan
1.
Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir
dan penerapan ilmu yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan program D.III kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Bangsa Majene.
2.
Manfaat program
Di harapkan dapat menjadi masukan bagi institusi dan
substansi yang terkait dalam pengembangan program pendidikan sehingga dapat
berguna dalam pelayanan kebidanan khususnya dalam menangani kasus kehamilan
anemia sedang.
3.
Manfaat akademik
Sebagai bahan
masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan proses manajemen asuhan
kebidanan dengan amemia sedang.
4.
Manfaat bagi penulis
Dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam penerapan asuhan kebidanan pada
klien dengan anemia sedang.
5.
Manfaat bagi pelayanan
a.
Sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dengan anemia sedang.
b.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan anemia
sedang.
F. Metode Penulisan
Dalam penulisan
laporan tugas akhir ini metode yang digunakan adalah :
1.
Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca buku sumber atau literatur dan data dari
internet yang ada kaitannya dengan Karya Tulis ini.
2. Studi kasus
Melakukan studi kasus pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012. Dengan
menggunakan pendekatan asuhan kebidanan dan meliputi
pengumpulan data dan analisa data, merumuskan diagnosa dan masalah potensial,
menyusun rencana asuhan, melakasanakan tindakan evaluasi untuk menghimpun data
informasi dalam mengkaji dengan menggunakan teknik:
a.
Anamnese
Penulis memperoleh data dengan anamnese langsung pada Ny “A“ dengan anemia sedang di Puskesmas Mamasa, tanggal 28 s.d 30 November
2012. melakukan tanya jawab dengan Suami dan Keluarga guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien
tersebut.
b.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
fisik dilakukan secara sistematik mulai dari kepala hingga kaki yang meliputi
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
dan pemeriksaan diagnostic/laboratorium.
c.
Pengkajian psikologis
Meliputi respon terhadap kondisi yang
dialami/status serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan
dan lingkungannya.
d.
Studi dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubugan dengan
keadaan klien baik yang bersumber dari catatan medik maupun dari
sumber lain yang menunjang yaitu hasil pemeriksaan laboratorium maupun
diagnostik lainnya.
3.
Diskusi
Penulis berdiskusi dengan klien serta petugas kesehatan dan
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI).
G.
Sistematika
Penulisan
Penyusunan Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Ruang Lingkup Penulisan
C.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
2.
Tujuan Khusus
D.
Manfaat Penulisan
E.
Metode Penulisan
F.
Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep Dasar Tentang Post Partum
1.
Pengertian Post Partum
2.
Tujuan Masa Nifas
3.
Tahap Masa Nifas
4.
Program dan Kebijakan Tekhnis Masa Nifas
5.
Perubahan fisiologis pada ibu nifas
6.
Penanganan
7.
Asuhan pada ibu nifas
B.
Tinjaun Tentang Anemia
1.
Pengertian Anemia
2.
Klasifikasi Anemia
3.
Etiologi
4.
Tanda dan gejala Anemia
5.
Patofisiologi
6.
Pengaruh Anemia terhadap ibu nifas
7.
Pencegahan Anemia
8.
Penanganan Anemia
C.
Konsep Dasar Proses Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian Manajemen Kebidanan
2.
Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan
D.
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan.
BAB III. TINJAUAN KASUS
A.
Asuhan Kebidanan
B.
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
C.
Hasil Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV. PEMBAHASAN
A.
Langkah I. Identifikasi Data Dasar/Pengkajian
B.
Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
C.
Langkah III. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
D.
Langkah IV. Tindakan
Emergency/Kolaborasi
E.
Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar Tentang Post Partum
1.
Pengertian
a.
Masa puerperium normal adalah waktu yang di perlukan agar organ
genetaliainterna ibukembali menjadi normal secara anatomis dan fungsional,
yaitu sekitar 6 minggu.(Manuaba dkk, 2007 : 368 ).
b.
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada pada kondisi tidak hamil.( Varney, 2008 : 958 ).
c.
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta
keluardan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlansung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati
2009 : 1 ).
d.
Nifas disebut juga sebagai puerperium atau periode pasca
persalinan/ postpartum.(Maryunani, 2010 : 337 )
e.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin,yaitu
dari kata “puer”yang artinya bayi dan “parous”yang berarti melahirkan.
f.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembaliseperti sebelum hamil,lama
nifas yaitu 6-8 minggu. (wulanda, 2011: 63).
2.
Tujuan asuhan masa nifas
a.
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
b.
Pencegahan , diagnose dini dan pengobatan komplikasi pada ibu.
c.
Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
d.
Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta kemungkinan ibu untuk
mampu melaksanakanperanny dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.
e.
Imunisasi ibu terhadap tetanus
f.
Mendorong pelaksana metode yang sehat tentang pemberian makan
anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
3.
Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini telah
di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, di anggap bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.
Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia, yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
c.
Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang di perlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . waktu untuk sehat
sempurna dapat berlansung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
(sulistyawati, 2009 : 2-5).
4.
Perubahan fisiologis pada ibu nifas
a. Tanda-tanda
Vital
1) suhu
selama 24 jam pertama suhu
mungkin meningkat menjadi 38 C, sebagai akibat meningkatnya kerjaotot/ penegangan otot panggul, dehidrasi dan
perubahan hormonal, jika terjadi peningkatan suhu 38 Cyang
menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan maka perlu di perkirakan adanya
infeksi, seperti sepsis puerperalis (infeksi selama
pasca partum), infeksi saluran urinaria, endometritis
(peradangan endometrium), mastitis (pembengkakan payudara), infeksi saluran kencing atau infeksi lainnya.
2)
Nadi
Dalam periode waktu 6-7
jam sesudah melahirkan, sering adanya bradikardi (normal kurang dari
80-100x/menit) karena pengosongan rongga panggul dan
kelelahan serta pengeluaran darah saat melahirkan. dengan kata
lain nadi biasanya meningkat 24 jam pertama. Nadi akan kembali normal dalam
waktu kurang lebih 2 bulan. bila terdapat takikardi (denyut nadi >
100x/menit sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan lebih. Denyut nadi antara 50-70 kali/ menit.
3)
Pernafasan
Pernafasn ibu pasca partum
akan mendekati ukuran normal seperti sebelum melahirkan.
4)
Tekanan darah
Terjadi hipotensi
orthostatic (penurunan 20 mmHg) yang di tandai dengan adanya pusing segera
setelah berdiri ,setelah 46 jam pertama . Penurunan tekanan darah merefleksikan
adanya hipovolemia sekunder terhadap hemoragi.peningkatan tekanan sistolik 30
mmHg dan penambahan diastolic 15 mmHg di sertai sakit kepala dan gangguan
penglihatan,mungkin preeklamsia.jika ibu mengeluh sakit kepala,sebelum di
berikan analgetik perlu di ukur tekanan darah karena peningkatan tekanan darah
sering terjadi karena pada periode pasca partum. Dengan kata lain ,tekanan
darah tidak berindikasi perdarahan intra uteri.Peningkatan tekanan darah bias
menunjukkan adanya pre-eklamsia,sehingga pada wanita yang mengeluh sakit kepala
harus di kaji kemungkinan adanya kelainan tersebut.
b.
Penyesuaian sistem kardiovaskular
Pada kehamilan terjadi peningkatan sirkulasi Volume darah mencapai 50 %.Mentoleransi kehilangan darah pada saat
melahirkan perdarahan pervaginam normalnya 400-500 cc.sedangkan melalui seksio
caesaria ± 700-1000 cc.Bradikardi (normal),jika terjadi takikardi dapat
merefleksikan adanya kesulitan atau persalinan lama dan darah yang keluar lebih
dari normal atau perubahan pasca partum.
c.
Penyesuaian sistem endokrin
1)
Mengalami perubahan secara tiba-tiba selama kala IV persalinan.
2)
Mengikuti lahirnya plasenta
Perubahan kehamilan
,payudara di siapkan untuk laktasi (hormone estrogen dan progesterone).Kolostum
merupakan cairan ppayudara yag keluar sebelum produksi asi terjadi pada
trimester ke-3 dan minggu pertama pasca partum. Pembesaran payudara terjadi
dengan adanya perubahan sistem vaskuler dan limpatik sekitar payudara Payudara
menjadi besar,mengeras dan sakit apabila di sentuh.
d.
Penyesuaian Gastroinstestinal
Penggunaan tenaga pada kala I persalinan, menurunkan
otot –otot abdomen yang juga merupakan factor predisposisi terjadinya kontrasepsi pada ibu pasca partum. Fungsi usus
besar akan kembali normal pada akhir minggu pertama dimana nafsu makan mulai
bertambah dan pemasukan cairan juga bertambah dan rasa tidak nyaman pada
perineum sudah menurun. Dengan kata lain ibu yang melahirkan biasanya
lapar,karena banyak menggunakan energy pada proses persalinan.
Selama beberapa hari akan
terjadi penurunan motilitas usus (tonus otot pada otot polos usus) yang dapat
menyebabkan konstipasi dan rasa tidak nyaman pada perineum, Disamping itu juga
adakemungkinan ibu kurang makan ,dehidrasi,rasa sakit pada perineum diare dan
hemoroid.Eliminasi B.A.B (buang air besar) terjadi 2-3 hari kemudian.
e.
Abdomen
Abdomen menonjol keluar
pada hari pertama sesudah melahirkan, 2 minggu
pertama melahirkan dinding abdomen
relaksasi ± 6 minggu keadaan abdomen seperti sebelum hamil. Kembalinya tonus otot ini tergantung pada tonus ototsebelumnya
(senam dan jumlah jaringan lemak). Konsistensi
abdomen lembek, peregangan selama kehamilan dapat memisahkan
otot perut, yang di sebut diastatis rekti abdominis. Normalnya panjang diastatis < 20 cm dan lebar 2 cm.
f.
Penyesuaian moskuluskeletal
Otot-otot abdomen secara bertahap melebar atau melonggar selama
kehamilan, menyebabkan pengurangan tonus otot yang akan
jelas terlihat pada periode pasca partum, abdomen sering menjadi
sangat lunak dan lemah Selama kehamilan, muskulus rektus
abdominalis memisah, secara bertahap
akan kembali pada akhir periode pasca partum. Senam nifas di anjurkanuntuk
memulihkan keadaan ini.
g.
Penyesuaian sistem integument
Kloasma gravidarum biasanya tidak akan terlihat pada akhir
kehamilan. hiperpigmentasi pada areola dan linea nigra mungkin belum
menghilang sempurna sesudah melahirkan.
h.
Penyesuaian sistem urinaria (perkemihan)
Pada masa pasca persalinan
hari pertama,buang air kecil sering sakit atau sering terjadi kesulitan kencing
sehingga ibu terkadang perlu di lakukan kateterilisasi. Kemungkinan terdapat
spasme spingter edema buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Fungsi ginjal dan dilatasi
ureter akan kembali normal dalam waktu 1 bulan. Pada
12 jam pertama terjadi pengeluaran cairan dan jaringanyang terkumpul selama
kehamilansehinnga dapat menyebabkan diaphoresis (keringat berlebihan dan
menggigil pada malam hari. .(Maryunani, 2010 : 339-343 )
i.
Penyesuaian sistem reproduksi
Pada masa nifas ini alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsurpulih kembali segera setelah melahirkan diantaranya
terjadi perubahan sebagai berikut :
1)
Perubahan Korpus uteri
a)
Involusi uterus
Involusi uterus merupakan proses kembalinya alat kandunganatau
uterus dari jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil.atau uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot sekitar
60 gram.
b)
Ukuran uterus
(1)
Panjang : 14 cm
(2)
Lebar : 12 cm
(3)
Tebal : 10 cm
(4)
Berat : antara 900-1000 gram setelah kelahiran bayi, sekitar
450-500 gram pada akhir minggu pertama,60 gram padaminggu ke 6 post partum.
(5)
Dalam 12 jam fundus uteri akan mendekati 10 cm atau sejajajr
dengan umbilicus. Selanjutnay involusi akan cepat terjadi dengan penurunan
fundus ± 1 cm setiap 24 jam . pada hari ke 6 post partum, fundus normal berada
pada pertengahan simfisis pubis dan umbilicus . uterus akan tidak teraba lagi
dengan palpasi abdomen sesudah hari ke sembilan post partum.
Tabel 2.1
perubahan-perubahan normal yang ada dalam uterus selama masa nifas
Berat/bobot
uterus
|
Diameter uterus
|
Palpasi serviks
|
|
Pada akhir persalinan
|
900 gram
|
12,5 cm
|
Lembut/lunak
|
Pada akhir minggu ke-1
|
450 gram
|
7,5 cm
|
2 cm
|
Pada akhir minggu ke-2
|
200 gram
|
5,0 cm
|
1 cm
|
Sesudah akhir 6 minggu
|
60 gram
|
2,5 cm
|
menyempit
|
(Maryunani,
2011 : 17-18 )
2)
Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi meningkat segera sesudah melahirkan, tampak
untuk merespon mengurangi volume intra uteri. Selama 1-2 jam pertama pasca
partum, kontraksi uterus akan menurun intensitasnya
secara halus dan tidak terkordinasi. oleh karena kontraksi uterusyang baik
sangat di perlukan, biasanya di berikan oksitosin endogen
intramuskuler atau intravena segera setelah plasenta lahir. Kontraksi uterus
akan menjepit pembuluh-pembuluh darah setelah plasenta di lahirkan dapat
berhenti.
3)
After pain
After pain adalah mulas atau kram pada abdomen yang berlansung
sebentar mirip dengan kram periode menstruasi. Hal ini karena kontraksi uterus. Secara normal, pain terjadi sampai dengan hari ke tiga
.afterpain meningkat oleh karena adanya sisa plasenta kavum uteri atau adanya
gumpalan darah pada kavum uteri dan lebih nyatasetelah ibu melahirkan di tempat
uterus yang terlalu tegang (misalnya : pada bayi besar atau kembar).
4) Payudara
selama kehamilan, payudara di siapkan untuk laktasi (hormone
estrogen dan progesterone). Kolostrum yang merupakan cairan payudara
dimana keluar sebelum produksi ASI terjadi pada trimester III dan minggu
pertama persalinan. Kolostrum terdiri dari protein, lemak dan
antibody. Produksi ASI di mulai dari sel alveolar di bawah pengaruh prolaktin
down atau mengalirnya air susu tergantung pada sekresi oksitosin.
5) Tempat melekatnya plasenta
Dengan involusi uterus, maka lapisan dasar dari desidua yang
mengelilingi tempat plasenta akan menjadi
nekrotik (layu atau mati). desidua yang mati akan keluar bersama sisa cairan
dan campuran atau darah yang dinamakan lokea. yang
menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik adalah pertumbuhan endometrium.
endometrium mengadakan regenerasi cepat dimana dalam waktu 2 sampai 3 hari
lapisan desidua telah beregenerasi (lapisan sisi dinding uterus menjadi jaringan
endometrium baru, sementara itu lapisan sisi
kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai lokia).
6)
Lokhea
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri, dengan karakteristik lokhea sebagai berikut :
a) Lokhea rubra :
terjadi pada hari ke 1-3 pasca partum setelah persalinan ,warnah merah terang
sampai dengan warna merah tua yang mengandung desidua. Cairan rubra ini berupa
cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa selaput ketuban, berbau amis. Bila lokhea rubra lebih dari 3 hari merupakan
adanya perdarahan.
b)
Lokhea serosa : terjadi pada hari ke 3-4 pasca partum, warna lokhea
berubah menjadi pink sampai dengan ke kuning-kuningan yang mengandung cairan
serosa, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit. Lokhea serosa yang berlansung lama di sertai bau nanah, menunjukkan adanya
infeksi uterus ,lebih-lebih bila hal ini di sertai demam dan rasa nyeri.
c)
Lokhea alba : terjadi pada hari ke 10 pasca partum, warna kuning
sampai dengan putih. Lokhea keluar terus-menerus sampai ± 2-6 minggu sesudah
melahirkan yang mengandung leukosit dan sel desidua.
7)
Serviks
Setelah melahirkan serviks menjadi lembut, lecet dan
bengkak. Dengan kata lain, serviks dan segmen uterus bagian bawah, tampak edema
tipis dan terbuka pada beberapa hari sesudah persalinan. pada 10 jam pertama
setelah kelahiran, 2 jari masih dapat di melewati ostium externa dan setelah 18
jam pasca persalinan serviks menjadi memendek, konsistensi
mengeras, bentuk akan kembali mendekati bentuk semula. Perubahan yang terjadi
pada serviks tersebut adalah segera setelah persalinan bentuk uterus agak
menyangga seperti corong. Pada akhir minggu pertama
pemulihan hamper penuh dan porsio tertutup
8)
Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat tegang secara bertahap akan kembali ke
keadaan sebelum hamil dalam ke-6 sampai ke-8 minggu setelah melahirkan. Perineum
adalah daerah vulva dan anus. Biasanya perineum setelah melahirkan menjadi agak
bengkak dan mungkin terdapat jahitan bekas robekan atau episiotomy ,yaitu
sayuran untuk memperluas pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomy
sama dengan luka operasi, biasanya berlansung 2 sampai 3 minggu. (Maryunani, 2010 : 339)
5. Penanganan
a.
Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan
menganjurkan ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini (early mobilization)
guna untuk memperlancar pengeluaran lochia, mempercepat involusi, memperlancar
fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran
peredaran darah sehinnga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sistem metabolisme.
b.
Diet
Ibu harus mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap harimaka dengan diet seimbanguntuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup, minum minimal 3 liter
setiap hari, maka tablet zat besi setidaknya 40 hari, pasca melahirkan dan
makan kapsul vitamin A (200.000 unit).
c.
BAK
Hendaknya BAK harus di lakukan secepatnya. Kadang-kadang wanita
sulit mengalami BAK ,karena sfingter uretra di tekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi m.spingter ani selama persalinan.
d.
Defekasi
BAB harus di lakukan 3-4 hari pasca persalinan. Ibu di anjurkan
banyak mengonsumsi buah-buahan. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi
apalagi BAB keras dapat di beri obat laktasif per oral atau per rectal
e.
Kebersihan diri
Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah kelamin sabun dan air, serta sarankan ibu
untuk mengganti pembalut minimal 2x sehari.
f.
Istirahat
Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan melakukan kegiatan rumah
secara hati-hati
g.
Latihan
Jelaskan bahwa latihan menggerakkan otot-otot perut dan panggul
sangat penting. Ibu bias melakukannya beberapa menit dalam sehari.
h. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darahberhenti dan ibu tidak mengalami nyeri.
i.
Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan keluarganya. ( wulanda, 2011 : 71-72 )
6. Deteksi dini komplikasi
nifas
Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang di sebabkan oleh
masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
Dimana terdapat
a.
Nyeri pelvic
b.
Nyeri tekan di uterus
c.
Servicitis
d.
Peritonitis
e.
Endometritis
f.
Tromboflebitis
g.
Mastitis
h.
Bendungan ASI
7.
Penanganan infeksi nifas
secara umum
a.
Antisipasi setiap kondisi yang ada
b.
Beri pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami
infeksi nifas.
c.
Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap infeksi yang di kenali saat kehamilan atau persalinan.
d.
Jangan pulang penderita bila masa krisis belum di lalui
e.
Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah
dan gejala yang harus di waspadai dan harus mendapat pertolongan segera.
f.
Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagibayi baru lahir,
dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan
g.
Berikan hidrasi oral/ IV secukupnya.
8.
Perdarahan
pervagina
Perdarahan nifas di bagi dalam 2 bagian yaitu :
a.
Perdarahan primer
Dikatakan primer apabila perdarahan terjadi
dalam 24 jam setelah post partum.
b.
Perdarahan sekunder
Dinamakan sekunder bila terjadi 24 jam atau
lebih sesudah persalinan.
9.
Penanganan
perdarahan
Terapi dapat di mulai dengan pemberian 0,5 mg ergometrin
intramuskuler, yang dapat di ulang dalam 4 jam atau kurang.
Perdarahan yang banyak memerlukan pemeriksaan tentang sebabnya. Apabila tidak
di temukan mioma submukosum yang memerlukan penanganan khusus, kuret dapat
menghentikan perdarahan. Pada tindakan ini perlu di jaga agar tidak terjadi
perforasi. (Iskandar dkk, 2008 : 111-118)
10. Kebijakan
program nasional masa nifas
Tabel 2.2
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6-8 jam setelah
persalinan
|
1. Mencegah
perdarahan masa nifas karena autonia uteri.
2. Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan.
3. Memberikan
konseling pada ibu atau salah satuanggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
4. Pemberian asi
awal
5. Melakukan
hubungan antara ibu dengan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
7. Jika petugas
kesehatan, menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi yang baru lahir
selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayinya
stabil.
|
2
|
6 hari setelah
persalinan
|
1.
memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2.
menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3.
memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
4.
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda – tanda
penyulit.
5.
memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari –
hari.
|
3
4
|
2 Minggu setelah
persalinan
6
minggu setelah persalinan
|
1.
memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2.
menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3.
memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
4.
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda –
tanda penyulit.
5.
mamaberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari – hari. (sulistyawati, 2009 : 6).
1. Menanyakan
pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau bayinya alami.
2. Memberikan
konseling KB secara dini.
|
B. Tinjauan Tentang Anemia
1.
Pengertian Anemia
“Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel
darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah,
atau keduanya. Anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah
merah atau peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronis,
perdarahan mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan”.
(Corwin, 2009 : 410)
“Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah”. (Sinsin, 2008 : 64)
Anemia adalah Kondisi Berkurangnya sel darah
merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. (Tarwoto
dkk, 2007 : 30)
“Anemia adalah defisiensi sel darah merah
atau kekurangan hemoglobin”. (Slonane, 2004 : 222)
Menurut
definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kunantitas
hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah.
(Price, 1995 : 232)
2. Kriteria
anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal.
Kriteria anemia menurut WHO (1968) adalah :
Laki-laki dewasa : Hemoglobin < 13 g/ dl
Wanita dewasa tidak hamil : Hemoglobin < 12 g/ dl
Wanita hamil :
Hemoglobin < 11 g/ dl
Anak umur 6-14 tahun : Hemoglobin < 12 g/ dl
Anak umur 6 bulan-6 tahun : Hemoglobin < 11 g/ dl
Secara klinis kriteria anemia di Indonesia
umumnya adalah :
a. Hemoglobin
< 10 g/ dl
b. Hemotokrit
< 30 %
c. Eritrosit
< 2,8 juta/ mm³
(I Made Bakta, 2003)
3. Klasifikasi
anemia
a. Anemia
defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia
terbanyak didunia, terutama pada negara miskin dan berkembang. Anemia
defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik (konsentrasi
hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam
tubuh. Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya
dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya
pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh
b. Anemia
megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena kerusakan
sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini disebabkan
karena defisiensi Vit B12 (Cobalamin) dan asam folat.
c. Anemia
defisiensi vitamin B12 (Pernicius Anemia)
Merupakan gangguan auto imun karena tidak
adanya intrinsik faktor (IF) yang diproduksi di sel parietal lambung sehingga
terjadi gangguan absorbsi vitamin B12.
d. Anemia
defisiensi asam folat
Defisiensi asam folat, biasanya terjadi pada
orang yang kurang makan sayuran dan buah-buahan, gangguan pada pencernaan,
alkoholik, dapat meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil, masa pertumbuhan,
defisiensi asam folat juga dapat mengakibatkan sindrom mal-absorbsi.
e. Anemia
aplastik
Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang
pembentukan sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer
sistem sel mengakibatkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia
(pansitopenia). Zat yang dapat merusak sumsum tulang tersebut mielotoksin.
f. Anemia
hemolitik
Terjadi akibat peningkatan hemolisis dari
eritrosit, sehingga usia eritrosit lebih pendek.
g. Anemia
sel sabit
Anemia sel-sel sabit adalah anemia hemolitika
berat ditandai SDM kecil sabit dan pembesaran limpa akibat kerusakan molekul
Hb.
4. Etiologi
anemia
a. Genetik
1) Hemoglobinopati
2) Thalasemia
3) Abnormal
enzim glikolitik
4) Fanconi
anemia
b. Nutrisi
1) Defisiensi
besi, defisiensi asam folat
2) Defisiensi
cobalt/ vitamin B12
3) Alkoholis,
kekurangan nutrisi/ Malnutrisi
c. Perdarahan
d. Imunologi
e. Infeksi
1) Hepatitis
2) Cytomegalovirus
3) Parvovirus
4) Clostridia
5) Sepsis
gram negatif
6) Malaria
7) Toksoplasmosis
f. Obat-obatan
dan zat kimia
1) Agen
chemoterapi
2) Anticonvulsan
3) Antimetabolis
4) Kontrasepsi
5) Zat
kimia toksik
5. Tanda Dan Gejala Anemia
a.
Tanda – tanda umum anemia
1) Pucat
2) Takhikardi
3) Bising sistolik
anorganik
4) Bising karotis
5) Pembesaran
jantung
6) Pusing
7) Cepat lelah
8) Keringat dingin
9) Sesak nafas
10) Penurunan daya
tahan tubuh terhadap infeksi
11) Gangguan fungsi
otot
12) Toleransi yang
rendah terhadap kehilangan darah
13) Peningkatan
kehilangan darah selama pelahiran sebagai akibat sekunder dari terganggnya
fungsi otot.
(Bothamley, 2011)
b.
Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi, seperti cepat lelah/
kelelahan hal ini terjadi karena simpanan oksigen dalam jaringan otot kurang
sehingga metabolisme otot terganggu.
6.
Patofisiologi Anemia
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan darah merah berlebihan atau keduanya. Sel mdarah merah darah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis ( deskruksi ). Anemia juga menyebabkan
daya tahan tubuh berkurang, akibatnya penderita anemia akan mudah tekena infksi
saluran nafas, jantung akibat menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah
lebih kuat. (Hasto, 2006)
7. Pengaruh Anemia
Terhadap Kehamilan Persalinan, Dan Nifas
a.
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
1)
Dapat terjadi abortus
2)
Persalinan prematuritas
3)
Mudah terjadi infeksi
4)
Molahilatidosa
5)
Hiperemesis gravidarum
6)
Perdarahan antepartum
7)
Ketuban pecah dini
b.
Bahaya saat persalinan
1)
Kala pertama dapat berlangsung lama
2)
Kala dua berlangsung lama sehingga menyebabkan kelelahan dan
sering pusing memerlukan tindakan operasi kebidanan
3)
Kala uri dapat terjadi diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
post partum karena atonia uteri.
4)
Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder atonia
uteri.
c.
Pada kala nifas
1)
Terjadi sub involusio uteri menimbulkan perdarahan post partum
2)
Pengeluaran ASI berkurang
3)
Anemia kala nifas
4)
Mudah terjadi infeksi mammae.
8.
Pencegahan Anemia
Menurut program KIA menetapkan pemberian tablet FE minimal 90
tablet selama hamil diberikan sejak trimester I kehamilan kemudian masa nifas
dengan dosis 250 mg/hari, ditambah asam folat 25 mg / hari. Selain itu dinasehatkan
pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung
mineral dan vitamin. (Prawirohardjo, 2007)
9. Prognosis
Prognosis anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya
baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa
pendarahan banyak atau komplikasi lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam
kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat
menyebabkan partus lama, pendarahan postpartum dan infeksi.
Walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita
anemia defisiensi besi tidak menunjukan Hb yang rendah, namun cadangan biasanya
kurang, yang baru beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum. (Prawirohardjo, 2007)
10.
Penanganan Anemia
a.
Cukup suplemen vitamin dan Fe di dalamnya
b.
vitamin C menambah kemampuan resorpsi Fe di deudenum
c.
Asam folat 1 gr/ hari.
d.
Pemberian vitamin B12 1000 mg sionokoba, lamin, IM/ bulan
e.
Pengobatan anemia karena penyakit menahun perlu dilaksanakan
secara multidisipliner sesuai dengan penyakitnya
f.
Dapat diinduksi oleh obat-obatan yang diberikan sehingga mudah
menimbulkan hemolisis berbagai tingkat
g.
Penghentian pemberian obat-obatan dapat menurunkan sampai
menghilangkan hemolisisnya
h.
Pengobatan anemia karena penyakit menahun perlu dilaksanakan
secara multidisipliner sesuai dengan penyakitnya
i.
Pengobatan penyakitnya paling utama diikuti dengan perbaikan
anemianya dengan:
1)
Diet, 4 sehat 5 sempurna
2)
Tambahan sebutir telur/ hari
3)
Obat-obatan suportif:
4)
Vitamin B kompleks
5)
Fe fumatera
j. Pemberian
kortikosteroid dapat memberikan perbaikan
k.
Transfusi darah secara terus-menerus
C. Konsep Dasar Proses
Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian
Proses Manajemen Kebidanan
Proses
manajemen adalah suatu proses pemecahan masalah dimulai dalam bidang
keperawatan – kebidanan pada awal 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah
metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis
serta menguntungkan baik bagi klien maupun bagi kesehatan. (Saminem, 2008)
2.
Tahapan
Dalam Manajemen Kebidanan Menurut Varney’s
a.
Langkah
I (Identifikasi Data Dasar)
Adalah
pengumpulan data yang komplet untuk menilai klien. Data ini termasuk riwayat
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul atas indikasi review dari keadaan
sekarang dan aturan rumah sakit terdahulu, review dari data laboratorium serta
laporan singkat dan keterangan tambahan.
Semua
informasi saling terkait dari semua sumber adalah masyarakat atau berhubungan
dengan kondisi klien. Bidan mengumpul data dasar secara komplrt walauun pasien
mengalami komplikasi yang membutuhkan penyampaian kepada Dokter untuk
konsultasi atau kolaborasi.
Pada
saat seperti ini Step I mungkin overlap dengan Step 5 atau step 6 (atau
merupakan bagian dari rangkaian yang berkelanjutan) sesuai data yang telah
dikumpul dari hasil pemeriksaan labolatorium dan diagnostic lain.
b.
Langkah
II (Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual)
Step ini dikembangkan dari
interpretasi data kr dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau
diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai suatu diagnosa
akan tetapi membutuhkan suatu pertimbangan dalam pengembangan suatu rencana
yang konprehensif untuk pasien.
Masalah lebih sering
berhubungan dengan apa yang dialami oleh pasien dari diagnosa yang telah
ditetapkan dan lebih sering diidentifikasi oleh Bidan dengan berfokus pada apa
yang dikemukakan oleh klien secara individual.
c. Langkah III (Identifikasi
Diagnosa / Masalah Potensial)
Identifikasi adanya
diagnosa atau masalah potensial lain dari diagnosa atau masalah saat sekarang
adalah merupakan urusan antisipasi, pencegahan jika kemungkinan, menunggu dan
waspada dan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat terjadi. Pada saat ini
sangat vital untuk perawatan ayang aman.
d.
Langkah
IV (Tindakan Perlunya Penanganan Segera)
Menggambarkan
sikap proses manajemen secara terus-menerus tidak hanya pada pemberian
pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodic akan tetapi juga pada
saat Bidan berada bersama klien misalnya pada saat persalinan. Data baru yang
tetap diperoleh dan dievakuasi beberapa data memberi indikasi adanya situasi
emergency dimana Bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa
Ibu atau janin.
Beberapa jenis data yang
dapat menunjukkan adanaya situasi yang memerlukan tindakan segera sambil
menunggu tindakan Dokter. Misalnya persambungan pada tali pusat. Pada situasi
lain yang tidaka dalam keadaan emergency akan tetapi tetap membutuhkan tindakan
konsultasi atau kolaborasi Dokter. Tanda awal pre eklampsi memerlukan
konsultasi Dokter sebaliknya, pada awal pemeriksaan panggul yang menghasilkan
penemuan adanya penyakit jantung atau penyakit lainnya yang memerlukan tindakan
kolaborasi Dokter untuk pengelolaan perawatan Ibu hamil dengan komplikasi
tersebut.
Dalam kondisi tertentu,
seseorang wanita mungkin memerlukan konsultasi
dan kolaborasi dengan Dokter atau tim kesehatan misalnya pekerja social,
ahli gizi atau ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini, Bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang tepat dalam manajemen asuhan kebidanan.
e.
Langkah
V (Merencanakan Tindakan/Interventasi)
Pengembangan suatu rencana
tindakan yang komperensif yang ditentukan bedasarkan step sebelumnya sebagai
hasil perkembangan dari tanda–tanda khas sekarang ini dan antisipasi diagnosa
dan masalah, juga meliputi pengumpulan data dasar atau informasi tambahan yang
diperlukan.
Suatu rencana tindakan yang
komprhensif tidak hanya termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
klien dan masalah yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Tetapi juga
bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada Ibu terhadap apa yang diharafkan
pasien selanjutnya, pendidikan kesehatan, konseling, perlu adanya tindakan
rujukan untuk alas an social, ekonomi, agama, keluarga/budaya atau masalah
psikologis atau dengan kata lain apapun yang menyinggung setiap aspek termasuk
dalam perawatan yang diterima.
Semua keputusan dalam
asuhan yang menyeluruh ini terus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date dan asumsi yang abstrak yang tepat
tentang kelakuan pasien.
f.
Langkah
VI (Pelaksanaan Rencana / Implementasi)
Step ini adalah pelaksanaan
rencana tindakan. Hal ini mungkin dapat dikerjakan sehingga oleh Bidan atau
sebagian dilaksanakan oleh Ibu sendiri, Bidan atau anggota tim kesehatan lain.
Jika seseorang Bidan tidak melaksanakan tindakan sendiri maka ia menerima
tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh
bagi pasien (mengamati pasien adalah memastikan bahwa tindakan tersebut memang
tindakan yang benar terlaksana). Dalam kondisi situasi dimana Bidan melakukan
tindakan kolaborasi dengan Dokter. Implementasi yang efektif dapat mengurangi
biaya perawatan dan meningkatan kwalitas pelayanan kepada Pasien.
g.
Langkah
VII (Evaluasi)
Evaluasi pada kenyataannya
adalah cara untuk mengecek pakah rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi
kebutuhan Pasien yaitu kebutuhan yang di identifikasi pada tahap penentuan
diagnosa dan masalah. Rencana dapat dianggap efektif bila (Ya) dilaksanakan dan
tidak efektif bila (tidak) dilaksanakan. Mungkin sebagian rencana boleh
efektif, sementara pada bagian yang dikatakan tidak efektif. Sekali lagi,
dengan memandang proses manajemen sebagai suatu yang berkelanjutan sangat perlu
agar segala sesuatu yang tidak efektif tersalurkan kembali ke dalam proses
manajemen untuk mengindentifikasi mengapa hal tersebut tidak efektif serta
untuk menyusun dan mengatur kembali rencana perawatan.
Oleh karena itu proses manajemen ini
terlaksana di klinik dank arena kedua step terakhir (step enam dan tujuh)
tergantung dari kondisi pasien dan kindisi klinis, maka kedua step ini dapat
diuraikan dalam suatu buku panduan.
(Saminem, 2008)
D.
Endokumentasian Hasil
Asuhan Kebidanan
Metode
4 langkah pendokumentasian disebut SOAP ini dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk pendokumentasian hasil asuhan klien
dalam rekaman medis
sebagai catatan perkembanagan I (satu) kemajuan yaitu:
1.
Subjektif
(S)
Apa yang dikatakan, disampaikan,
dikeluhkan oleh klien.
2.
Objektif
(O)
Apa yang
dilihat dan diraba oleh badan saat melakukan pemeriksaan dan dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
3.
Assesment
(A)
Kesimpulan apa
yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif sebagai hasil pengembangan
keputusan klinik terhadap klien
tersebut.
4.
Planning
(P)
Apa yang
dilakukan berdasrkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klinik
yang diambil atau memenuhi kebutuhan klien. (Saminen, 2008)
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
No.Register
: 240507
Tgl Masuk
: 27 November 2012 pukul 14:00
wita
Tgl Pengkajian
: 28 November 2012 pukul 09:00 wita
A.
Langkah
I Identifikasi Data Dasar
1.
Identitas
Istri / Suami
Nama :
Ny” A”
/ Tn “B “
Umur : 32 th
/ 38 th
Nikah :
13 thn
Suku :
Toraja / Toraja
Agama : Kristen
/ Kristen
Pendidikan :
SMP / SMU
Pekerjaan :
IRT / PETANI
Alamat : Orobua
Alamat : Orobua
2.
Data
Biologis / Fisioligis
a.
Ibu
mengeluh pusing.
b.
Penglihatan
ibu berkunang-kunang.
c.
Ibu
merasa lemas.
3.
Riwayat
nifas sekarang
a. Ibu mengatakan
mengalami perdarahan sewaktu melahirkan.
b. Jenis
persalinan normal.
c. Jenis kelamin
bayi laki-laki.
d. Berat Badan
3200 Gram
e. Panjang badan
50 cm.
4.
Riwayat
persalinan sekarang
b.
Ibu
masuk Puskesmas Mamasa pada tanggal 27 November 2012 jam 02.00 wita,dengan
Retensio Placenta disertai perdarahan.Bayi lahir tgl 7 November 2012,jam 09.00 wita.
setelah di lakukan manual placenta, placenta lahir lengkap, beserta selaput
kotiledonnya.Jumlah perdarahan 700 cc.
c.
pemantauan
kala IV
1)
kontraksi
uterus baik
2)
TFU
I jari di bawah pusat
3)
Jumlah
perdarahan 700 cc
4)
TTV
: tekanan darah : 90 / 70 mmhg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 22x / menit.
1.
Riwayat
Kesehatan / Penyakit
a.
Ibu
tidak pernah nenderita penyakit jantung, DM,dan asmha.
b.
Ibu
tidak mempunyai riwayat penyakit turunan.
c.
Ibu
tidak mempunyai riwayat penyakit menular.
d.
Ibu
tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan, dan minuman beralkohol.
e.
Ibu
biasa mengalami pusing.
2.
Data
Psikososial
a. Menikah 1x
dengan suaminya sekarang.
b. Ibu dan
keluarga senang dengan kehamilan bayinya.
c. Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami.
3.
Riwayat
KB
Ibu belum pernah menjadi akseptor KB.
4.
riwayat
kebutuhan dasar pada saat nifas
a.
nutrisi
selama
selesai melahirkan ibu mengkonsumsi nasi, ikan, sayur.
b.
Cairan
Selesai melahirkan ibu lebih banyak minum air putih ±
8 gelas dalam sehari.
c.
Eliminasi
Tidak
pernah selama sesudah melahirkan
d.
Istirahat
Saat
ini Istirahat yang terganggu karena perdarahan setelah melahirkan dan
kehilangan darah serta biasa merasakan pusing.
e.
Aktifitas
Selama
post partum ibu belum pernah beraktifitas
f.
Personal
hygiene
Selama
post partum ibu belum pernah mandi dan gosok gigi
5.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Pemeriksaan
Umum
1)
Keadaan
umum : lemah
2)
Kesadaran : Komposmentis
b.
TTV
: Tekanan darah : 90/ 70 mmHg
Nadi : 80x / Menit
Suhu : 36,5° C
Pernafasan : 22x / menit
c.
Kepala.
1)
Keadaan
rambut bersih, hitam, dan tidak rontok.
2)
Tidak
ada benjolan.
d.
Wajah
1)
Ekspresi
wajah meringis bila bergerak.
2)
Tidak
ada benjolan.
e.
Mata.
1)
Konjungtiva : Pucat.
2)
Skelera : Putih
3)
Kelopak
mata: tidak ada oedeme.
f.
Mulut, gigi, dan mukosa.
1)
Keadaan
bibir lembap.
2)
Keadaan
gigi kurang bersih dan tidak ada karies.
3)
Bibir
dan mukosa mulut pucat
g.
Hidung
Tidak ada polip
pada hidung, secret hidung tidak ada.
h.
Telinga
Tidak ada polip pada telinga.
i.
Leher
1)
Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid.
2)
Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe.
3)
Tidak
ada pembesaran vena jugularis.
j.
Payudara
1)
Pengeluaran
ASI colostrum.
2)
Simetris
kiri dan kanan.
3)
Puting
susus terbentuk.
4)
Keadaan
areola hipermentasi.
5)
Tidak
ada benjolan.
k.
Abdomen
1)
Nampak
linea alba dan stria gravidarum
2)
Ada
nyeri tekan pada perut.
3)
TFU
2 jrbpst.
4)
Kontraksi
uterus baik dan keras.
l.
Genetalia
1)
Tidak
Nampak oedema.
2)
Tidak
Nampak varices.
3)
Nampak
adanya lochia rubra.
m.
Ekstremitas
1)
Tidak
ada oedema
2)
Tidak
ada varices
3)
Kuku
tangan dan kaki pucat
n.
Data
penunjang
1)
Hb
8,8 gr
2)
Protein
urine (-)
3)
Leu
+3
o.
Pemberian
Obat
1)
Sementara
terpasang infuse RL 28 tetes/ i
2)
Pemberian vit. A
3)
metronidazole
B. Langkah II Identifikasi
Diagnosa / Masalah Aktual
1. Diagnosa : Post Partum hari ke II
a. Ds : Ibu melahirkan tanggal 27 November 2012 jam 09:00 wita
b. Do :
1)
ASI : colostrum
2)
TFU
2 Jrbpst
3)
Pengeluaran
lokhia rubra.
c.
Analisa
dan Interpretasi Data.
1)
Colostrums
sudah ada pada saat persalinan, produksi asi terjadi pada hari ke 2 atau hari
ke 3 setelah persalinan.(Wulanda, 2011)
2)
TFU
2 jrbpst merupakan gejala bahwa involusio uteri berjalan normal terjadi dihari
ke 2 karena TFU penurunan 1 cm setiap hari. (Wulanda, 2011)
3)
Tampak
pengeluaran lokhea rubra terjadi pada hari ke I-3 setelah persalinan warna
merah sampai dengan merah tua yang mengandungdesidua. Cairan rubra ini berupa
cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa selaput ketuban berbau amis.
(Maryunanani, 2010 )
2.
Masalah
aktual : Anemia Sedang
a.
Ds :
1)
Ibu
mengalami pusing
2)
Penglihatan
berkunang-kunang
3)
Ibu
merasa lemah
4)
Riwayat
perdarahan post partum
b.
Do
:
1)
TTV
: Tekanan darah : 90/ 70 mmHg
2)
Konjungtiva
pucat
3)
Bibir
dan mukosa mulut pucat
4)
Tangan
dan kaki pucat
5)
Pemeriksaan
Hb. 8,8 gr
3.
Analisa
dan Interpretasi Data
a.
Tekanan
darah kemungkinan akan rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan
yang mengakibatkan terjadinya anemia ( Wulanda, 2011)
b.
Anemia
mengakibatkan pengaruh gangguan dan hambatan pada pertumbuhan dan kekurangan Hb
dalam darah, mengakibatkan kurangnya oksigen yang di transfer ke sel tubuh
maupun ke otak sehingga bisa menyebabkan pusing dan penglihatan
berkunang-kunang.
c.
Akibat
dari adanya riwayat perdarahan menyebabkan eritrosit berkurang sehingga bibir,
mukosa mulut , konjung tiva tampak pucat, juga pada daerah kaki dan tangan.
d.
Kadar
Hb anemia sedang yaitu 7- 8 gr %
C. Langkah III Identifikasi
Diagnosa / Masalah Potensial
1.
Diagnosa
: Antisipasi terjadinya anemia berat
a.
Ds :
b.
Do : Konjungtiva pucat
Hb 8,8 gr %
c.
Analisa
dan interpretasi data
Anemia sedang
pada seseorang perlu penanganan yang baik untuk meningkatkan kadar Hbnya, dan
jika tidak ditangani secara baik maka
ibu bisa berpotensi menjadi anemia berat.
2.
Potensial
terjadi infeksi
a.
Ds : Ibu merasa lemah
Riwayat
perdarahan
b.
Do :
c.
Analisa
dan interpretasi data.
Riwayat perdarahan menyebabkan ibu merasa lemah dan
terjadi anemia. Hal ini akan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah
terkena infeksi.
D.
Langkah
IV : Tindakan Emergency / Kolaborasi
Tidak ada data yang menunjang untuk melakukan
kolaborasi
E.
Langkah
V :Rencana tindakan / intervensi
1.
Tujuan:
a
Keadaan
umum ibu baik
b
Anemia
teratasi
c
Anemia
berat tidak terjadi
d
Infeksi
tidak terjadi
2.
Kriteria:
a
Ibu
tidak pusing, penglihatan biasa, ibu tidak lemah
b
Tanda-tanda
vital dalam batas normal
Tekanan darah sistolik 90-130 mmhg
Tekanan darah distolik 60-90 mmhg
Nadi : 60-90 x / menit
Pernapasan : 16 -24 x / menit
Suhu : 36,5 -37,5 0C
c
Konjungtiva
merah muda
d
Ibu
tidak mengalami penglihatan berkunang-kunang
e
Hb
dalam batas normal yaitu 12- 14 gr %
f
Tidak
ada tanda-tanda infeksi, seperti peradangan yang di akibatkan masuknya
kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada saat persalinan dan nifas, tidak panas
lebih dari 38°C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari post partum dengan
mengecualikan hari pertama. dan lokhia tidak berbau
3.
Rencana
Asuhan
a
Menyampaikan
hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional
: dengan menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu bisa
mengetahui keadaannya
b.
Menjelaskan tentang keluhan yang di
alami dialami ibu
Rasional : Agar ibu bias beradaptasi dengan segala
keluhan yang di alami yang dialami
c
HE
tentang :
1)
Modifikasi
makanan yang bisa mengatasi terjadinya anemia
Rasional : dengan modifikasi makanan yang bisa mengatasi
terjadinya anemia dapat memperbaiki kondisi ibu serta sel-sel darah sehingga dapat
mengatasi terjadinya anemia.
2)
Makan
sayuran yang berwarna hijau, ikan, tahu dan tempe
Rasional : Dengan makan
sayuran hijau ikan tahu dan tempe yang bergizi baik dan adekuat yang mengandung
banyak zat besi dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga dapat
mempertahankan stamina yang hilang karena ibu mengalami perdarahan sehingga
banyak kehilangan darah.
3) Menghidari makanan yang
menghambat penyerapan zat besi dan menganjurkan konsumsi makanan yang membantu
penyerapan zat besi
Rasional : dengan tidak mengkonsumsi
makanan yang dapat menghambat penyerapan serta mengkonsumsi makanan yang
membantu penyerapan zat besi dapat
memperbaiki kondisi ibu karena zat besi dapat di absorbsi oleh tubuh sehingga metabolisme tubuh dapat kembali dan
anemia bisa teratasi.
4) Istirahat dan tidak
beraktifitas yang berlebihan
Rasional : Dengan istrahat yang cukup
dapat memulihkan kembali kekuatan fisik dan juga mental serta mempercepat
psoses penyembuhan anemia pada ibu.
5) Konsumsi makanan yang
memperlancar produksi ASI
Rasional : dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein karbohidrat dan mineral dapat menambah dan memperlancar
produksi ASI.
d. Observasi TTV, ASI, kontraksi
uterus, TFU dan lokhia
Rasional :
1) Dengan melakukan observasi
TTV dapat diketahu bahwa ibu dalam keadaan baik atau tidak,
2) Memeriksa ASI ibu dapat
mengetahui apakah produksi ASI ibu lancar atau tidak,
3) observasi kontraksi uterus
dapat di ketahui apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak karena
apabila kontaksi uterus tidak baik menyebabkan perdarahan,
4) mengukur TFU merupakan
indikator untuk mengetahui bahwa involusi berjalan dengan lancar yang normalnya 1 cm/hari yang
teraba keras dan bundar,
5) lokhia yang mengalami
perubahan warna bau dan perpanjangan merupakan indicator terjadinya infeksi
yang di sebabkan involusi yang tidak baik.
e.
Observasi
tetesan infuse RL
Rasional : Tubuh membutuhkan cairan
yang cukup karena kekurangan cairan dapat mmenyebabkan terjadinya dehidrasi
sehingga dapat memperparah kondisi ibu
f.
Penatalaksanaan
pemberian obat antibotik metronidazole, fe, dan vitamin.
Rasional : pemberian antibiotik dapat
membunuh kuman, mikroorganisme gram (-) dan (+) penyebab infeksi, fe merupakan
golongan zat besi yang dapat meningkatkan sel darah merah dan pemberian vitamin
dapat mempercepat proses penyembuhan ibu.
Langkah
VI Implementasi
Terlampir
dalam SOAP
Langkah
VII
Terlampir
dalam SOAP
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN
Tanggal
masuk : 28 November 2012,
Jam 14.00 wita
Tanggal
pengkajian : 28 November 2012, Jam 09.00 wita
IDENTITAS
DATA DASAR
A.
Identitas
istri/suami
Nama :
Ny “ A “ / Tn “ B ”
Umur :
32 tahun / 38 tahun
Nikah :
13 tahun
Suku :
Toraja/ Toraja
Agama :
Kristen/ Kristen
Pendidikan :
Smp / SMA
Pekerjaan :
IRT/ PETANI
Alamat :
Orobua
B.
Data
Subjektif ( S )
1.
Ibu
mengatakan sering pusing
2.
Sifat
keluhan terus menerus
C.
Data
Objektif (O)
1.
Konjungtiva
pucat
2.
Ekspresi
wajah biasa
3.
TTV
: Tekanan darah : 90/ 70 mmHg
Nadi : 80x / Menit
Suhu : 36,5° C
Pernafasan : 22x / menit
4.
Pemeriksaan
Hb : 8,8 gr %
5.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Pemeriksaan
Umum
1)
Keadaan
Umum : lemah
2)
Kesadaran : Komposmentis
3)
TTV
:
TD : 90/ 70 mmHg
N : 80x / Menit
S : 36,5° C
P : 22x / menit
b.
Kepala.
1)
Keadaan
rambut bersih, hitam, dan tidak rontok.
2)
Tidak
ada benjolan.
c.
Wajah
1) Ekspresi wajah meringis bila bergerak.
2) Tidak ada benjolan.
d.
Mata.
1) Konjungtiva
: Pucat.
2) Skelera : Putih
3) Kelopak mata: tidak ada oedeme.
e.
Mulut, gigi, dan mukosa.
1) Keadaan bibir lembap.
2) Keadaan gigi kurang bersih dan tidak ada
karies.
3) Bibir dan mukosa mulut pucat
f.
Hidung
Tidak ada polip
pada hidung, secret hidung tidak ada.
g.
Telinga
Tidak ada polip pada telinga.
h.
Leher
1) Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid.
2) Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
3) Tidak ada pembesaran vena jugularis.
i.
Payudara
1)
Pengeluaran
ASI colostrum.
2)
Simetris
kiri dan kanan.
3)
Puting
susus terbentuk.
4)
Keadaan
areola hipermentasi.
5)
Tidak
ada benjolan.
j.
Abdomen
1)
Nampak
linea alba dan stria gravidarum
2)
Ada
nyeri tekan pada perut.
3)
TFU
2 jrbpst.
4)
Kontraksi
uterus baik dan keras.
k.
Genetalia
1)
Tidak
Nampak oedema.
2)
Tidak
Nampak varices.
3)
Nampak
adanya lochia rubra.
l.
Ekstremitas
1)
Tidak
ada oedema
2)
Tidak
ada varices
3)
Kuku
Tangan dan kaki pucat
D.
Assesment
( A )
Post partum hari ke II dengan masalah actual anemia
sedang dan potensial infeksi
E.
Planning
Jam
: 09.30 s.d 13.00.
1.
Menyampaikan
hasil pemeriksaan pada ibu
2.
Menjelaskan
tentang keluhan yang di alami ibu.
3.
He
tentang :
a.
Modifikasi
makanan yang mengatasi terjadinya anemia
b.
Banyak
makan sayuran yang berwarna hijau, ikan,
tahu, dan tempe.
c.
Menghindari
makanan yang menyerap penyerapan zat besi dan menganjurkan konsumsi mkanan yang
membantu penyerapan zaat besi.
d.
Istirahat
dan tidak beraktifitas yang berlebihan
e.
Konsumsi
makanan untuk memperlancar produksi ASI
4.
Observasi
TTV, ASI, kontraksi uterus, TFU dan lokhia
a. TTV :
Tekanan darah : 90/ 70 mmHg
Nadi : 80x / Menit
Suhu : 36,5° C
Pernafasan : 22x / menit
b. ASI : Colostrum
c. TFU : II jari bawah pusat
d. lokhia : rubra
5.
Mengobservasi
tetesan infus RL 28 tetes/menit
6.
Penatalaksanaan
pemberian obat-obatan analgetik, fe, dan vitamin
Fe 1 x tab/hari,metronidasozole
3x 1 tab/hari, vitamin 3x 1/hari.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN
Tanggal
29 november 2012
Jam
09.00 wita
A.
Data
Subjektif ( S )
1.
Ibu
mengatakan masih sering pusing
2.
Sifat
keluhan terus menerus
B.
Data
Objektif (O)
1.
Konjungtiva
pucat
2.
Ekspresi
wajah biasa
3.
TTV
dalam batas normal
a. TD :90/80 mmhg
b. N : 80x/ menit
c. P : 24 x/
menit
d. S : 36,5 0C
4.
ASI
mulai ada
5.
TFU
2 jari bawah pusat
C.
Assesment
( A )
Post partum hari ke III dengan masalah
aktual anemia sedang, potensial anemia berat dan infeksi.
D.
Planning
(P)
Jam
10.00-13.00 wita
1.
Menganjurkan
ibu menghabiskan porsi makan yang diberikan.
2.
Mengingatkan
untuk tidak mengkomsumsi, kopi, teh, namun makan buah, vitamin, dan
sayur-sayuran.
3.
Menganjurkan
untuk minum susu 2 gelas perhari
4.
Menganjurkan
ibu untuk istirahat teratur
5.
Observasi
tentang: TTV, ASI, TFU, dan lochia
a.
TTV:
1)
TD
: 110/80 mmhg
2)
N : 82x/menit
3)
P : 25x/ menit
4)
S : 36,5 0C
b.
ASI
: mulai banyak
c.
TFU
: 3 jr bawah pusat
d.
lochia:
berwarna merah segar berisi darah dan lendir dari jalan lahir ( lochiar Rubra).
6.
Observasi
tetesan infuse Rl 28 tetes/menit.
7.
Penatalaksanaan
pemberian obat-obatan analgetik, fe, dan vitamin
Fe 1 x tab/hari,metronidasozole
3x 1 tab/hari, vitamin 3x 1/hari.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN
Tanggal
30 november 2012
Jam
: 10.00 wita
A.
Data
Subyektif (S)
1.
Ibu
mengatakan masih biasa pusing
2.
Penglihatan
masih berkunang-kunang
B.
Data
obyektif ( O)
1.
Konjungtiva
masih pucat
2.
Kuku tangan dan kaki masih pucat
3.
TTV
dalam batas normal
a. TD : 110/ 70 mmhg
b. N : 80x /menit
c. P : 24x/ menit
d. S : 36,50C
4.
TFU
: 4 jari bawah pusat
5.
Keadaan
ASI :
Keadaan ASI sudah mulai ada dan banyak
C.
Assesment
( A )
Post
partum
hari ke IV dengan masalah aktual anemia sedang dan potensial infeksi.
D.
Planning
( P )
Jam 11.00 -11.30 wita
1.
Mengajarkan
senam nifas
2.
Mengingatkan
ibu untuk banyak makan sayuran hijau
3.
Mengingatkan
minum obat antibiotic, fe, dan vitamin yang di berikan setiap hari
4.
Menganjurkan
ibu untuk ikut ber KB
5.
Mengajarkan
ibu untuk perawatan bayi sehari-hari.
6.
Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya serta mengajarkan cara perawatan payudara.
7.
Menganjurkan
ibu untuk mengimunisasi bayinya.
8.
Memberitahukan
ibu tentang komplikasi pada masa nifas seperti :
a.
Perdarahan
pervaginam
b.
Infeksi
masa nifas
c.
Sakit
kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur
d.
Pembengkakan
di wajah atau ekstremitas
e.
Demam,
muntah, rasa sakit waktu bberkemih
f.
Payudara
menjadi merah panas dan sakit
g.
Kehilangan
nafsu makan untuk jangka waktu yang lama
h.
Rasa
sakit, merah, dan pembengkakan kaki
i.
Merasa
sedih atau tidak mampu untuk merawbayi dan diri sendiri.(Sulistyawati, 2009)
9.
Melakukan
UFF infuse
10.
Menganjurkan
ibu untuk follow up tanggal 4 desember 2012.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini diuraikan tetntang kesenjangan
yang terjadi antara tinjauan kasus dengan tinjauan pada proses pelaksanaan
kebidanan dengan kasus Anemia sedang pada Ny “A”. Dari hasil pengkajian yang di
lakukan maka disusun dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan yang di
uraikan dalam 7 langkah yaitu sebagai berikut :
A.
Langkah I : Identifikasi
Data Dasar
Tahap
ini dilakukan pengumpulan data, Penulis tidak menemukan masalah/hambatan yang
berarti karena pasien maupun keluarga selalu terbuka dalam memberikan informasi
yang di lakukan sehingga mempermuda dalam pengumpulan data.
Pengkajian yang melalui anamnese yang meliputi identitas klien, data biologis, data psikologis, sosial, ekonomi
dan spiritual. Data lainnya diperoleh dari petugas kesehatan yang menangani klien, serta hasil pemeriksaan
labolaturium klien. (Varney, 2007).
Data
yang di dapatkan dari hasil pengkajian pada Ny “A’’ yaitu: Keadaan umum lemah, sering pusing,
konjungtiva pucat, Hb 8,8 gr %.
Dari data yang diperoleh menunjukkan tidak ada
kesenjangan antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny “A”.
B.
Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah
Aktual
Menegakkan
suatu diagnosa atau masalah kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan yang
didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif dan data objektif.
Klasfikasi
anemia sedang Hb > 8 gr% (Depkes). Dengan tanda
gejala Pucat, Takhikardi, Bising sistolik anorganik, Bising karotis, Pembesaran
jantung, Pusing, Cepat lelah, Keringat
dingin, dan Sesak nafas.
Adapun data yang diperoleh pada kasus Ny “A”, 31 Mei 2012, pkl. 21.00
wita, ibu merasa pusing, penglihatan berkunang-kunang, konjungtiva pucat, tangan dan kaki pucat, Hb
8,8 gr %.
Merujuk pada teori dan dari data yang diperoleh menunjukkan
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
C.
Langkah III : Identifikasi
Diagnosa/Masalah potensial
Tinjauan
pustaka didapatkan bahwa anemia sedang bila tidak di tangani secara dini dapat
berlanjut menjadi anemia berat yang tidak di obati dalam masa nifas dapat
menyebabkan perdarahan post partum dan infeksi (Harto,2006)
Kasus
Ny “A” penulis
menetapkan masalah potensial terjadi anemia berat dan infeksi. Hal ini
ditunjang oleh keadaan ibu yang lemah, konjungtiva pucat, penglihatan berkunang-kunanag,
serta pemberian laboratorium didapatkan Hb 8,8 gr %.
Tahap
ini penulis tetap mengacu pada teori yang ada untuk
menegakkan Diagnosa/Masalah yang mungkin timbul dari klien tidak di
tangani dengan segera. Jadi dalam tahap ini juga tidak di temukan kesenjangan
antara tinjaun pustaka dengan tinjauan kasus Asuhan kebidanan yang di berikan
pada Ny “A”.
D.
Langkah IV : Antisipasi Perlunya Tindakan
Segera dan Kolaborasi
Tinjauan
pustaka dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan segera (emergency) berdasarkan
kondisi klien yang menggambarkan suatu keadaan darurat yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan janin. Pada kasus Ny “A”
tidak di lakukan tindakan segera karena tidak ada data yang mendukung untuk
melakukan tindakan tersebut.
E.
Langkah V : Perencanaan
Tindakan/Intervensi
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan rencana
tindakan dimana berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi
diagnosa danmasalah lain yang mungkin terjadi, namun terlebih dahulu harus di
rumuskan tujuan yang akan di capai. Pada tahap perencanaan diagnosa asuhan kebidanan di susun menurut
angka beratnya suatu masalah dan kebutuhan pasien. Pada tahap di tinjau dari
segi tinjauan pustaka penanganan yang di berikan :
1.
Infus
RL 28 tts/i
2.
Pemberian Vitamin.
3.
Metronidazole
4.
Pemberian
tablet Fe (Cuningham,2006)
Rencana Tindakan Pada kasus anemia sedang berdasarkan
tinjauan pustaka :
1.
Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
2.
Menjelaskan keluhan yang dialami ibu
3.
HE tentang :
a.
Modifikasi makanan yang bisa mengatasi terjadinya anemia
b.
Makan sayuran yang berwarna hijau, ikan, tahu, dan tempe
c.
Menghindari makanan yang menghambat penyerapan zat besi
dan menganjurkan konsumsi makanan yang membantu penyerapan zat besi
d.
Istirahat dan tidak beraktifitas yang berlebihan
e.
Konsumsi makanan untuk memperlancar produksi ASI
4.
Oservasi TTV, ASI, kontraksi uterus, TFU, dan lokhia
5.
Mengobservasi tetesan infus
6.
Penatalaksanaan pemberian obat-obatan analgetik, Fe, dan
vitamin
7.
Menganjurkan ibu menghabiskan porsi makan yang diberikan
8.
Mengikatkan untuk tidak mengkonsumsi kopi, teh, namun
makan buah, vitamin, dan sayur-sayuran
9.
Menganjurkan untuki minum susu 2 gelas perhari
10. Menganjurkan ibu
untuk istirahat teratur
11. Mengajarkan ibu
senam nifas
12. Menganjurkan ibu
untuk ber-KB
13. Mengajarkan ibu
untuk perawatan bayi sehari-hari
14. Menganjurkan ibu
untuk menyusui bayinya serta mengajarkan cara perawatan payudara
15. Memberitahukan
ibu tentang komplikasi masa nifas
16. Melakukan ufinvus
17. Menganjurkan ibu
untuk follow up tanggal 4 Desember 2012
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas
dan menguraikan kasus Pada Ny “A” dengan
anemia sedang postpartum hari ke II di Puskesmas Mamasa. maka dalam bab ini penulis
menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut
A. Kesimpulan
1.
Hasil
identifikasi data dan analisa data dasar pada Ny “A” maka didapatkan keluhan
ibu yaitu sering pusing. Keadaan ibu lemah dan konjungtiva pucat serta kadar Hb
8,8 gr %.
2.
Setelah
melakukan identifikasi data analisa data dasar pada Ny “A” maka di dapatkan diagnosa
atau masalah aktual yaitu :
Post partum hari ke II
dengan Anemia sedang.
3.
Dari
hasil analisa dan interpretasi data pada kasus Ny “A” maka di dapatkan
diagnosa/masalah potensial. Potensial terjadi Anemia Berat dan infeksi.
4.
Kasus
Ny “A” tidak
dilakukan tindakan segera/kolaborasi.
5.
Berdasarkan
diagnosa atau masalah aktual dan potensial dilakukan tindakan pada Ny “A” dengan Anemia sedang.
6.
Pendokumentasian
merupakan hal penting yang harus dilaksanakan dari seluruh proses manajemen
asuhan kebidanan. Karena ini merupakan bukti pertanggung jawaban terhadap
asuhan yang telah diberikan pada Ny “A”
dilakukan pendokumentasian dengan SOAP dan pengkajian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
penulis dapat mengemukakan beberapa saran:
1.
Tujuan
Utama Asuhan Kebidanan
a.
Memonitor
perkembangan ibu nifas
b.
Mengalihkan
penimpangan dari keadaan normal dan memberikan penata laksanaan pengobatan yang
diberikan.
2.
Bagi
Ibu nifas.
a.
Membiasakan
untuk mengkomsumsi secara teratur obat
yang diberikan selama perawatan.
b.
Membiasakan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang membantu penyerapan suplemen zat besi.
3.
Bagi
Bidan pelaksanaan Pelayanan kebidanan
a.
Melakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode sahli Memberikan informasi kepada
ibu hamil tentang peningkatan kebutuhan akan zat besi selama kehamilan dan
pentingnya makanan bergizi bagi kesehatan.
b.
Menjelaskan
keuntungan zat besi,efek samping dan cara mengkomsumsi suplement zat besi.
4.
Bagi
Institusi Pendidikan
Penerapan Asuhan Kebidanan dalam
pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses sangat
bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan suber daya manusia yang
berpotensi dan profesional.
5.
Untuk Intitusi Lahan
a.
Sebagai
bahan masukan dalam penanganan anemia
b.
Mengingat
pentingnya pendokumentasian sebagai bukti fisik bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Maka perlunya peningkatan sistem pendokumentasian.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Dewi Kartika, 2012. Warning
Ibu Hamil: Kenali Penyakit dan ganggguan
yang biasa terjadi pada ibu hamil. Surakarta: Ziyad Visi Media.
Engram, Barbara, 1998. Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal-Bedah. Vol. 2. Jakarta: EGC.
Maryuani, Anik, 2010. Biologi
Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta: TIM.
Price, S. A; Wilson L. M, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari, 2009. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.
Iskandar, Imelda, dkk. 2008. Asuhan
Kebidanan masa Nifas. Yayasan Pendidikan Makassar: Asuhan Kebidana Makassar
Tarwoto; Wasnidar, 2007. Buku Saku
pada Ibu Hamil: Konsep dan Penatalaksanaan. Jakarta: TIM
Wulanda, Ayu Febri, 2011. Biologi
Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar